MEMAHAMI MAKNA MAULID NABI UNTUK MENINGKATKAN AMAL DAN IMAN
Bingkudu, 15 September 2024 – Pagi itu, Masjid Raya Bingkudu dipenuhi oleh para santri dan guru Pondok Pesantren Miftahul 'Ulumi Syar'iyyah V Suku Canduang untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan penuh semangat. Dengan tema “Memahami Makna Maulid Nabi untuk Meningkatkan Amal dan Iman,” acara pagi ini menjadi momen penting untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan kualitas amal.
Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari Syaikhul Madrasah Pondok Pesantren Miftahul'Ulumi Syar'iyyah V Suku CAnduang, Buya Arnova Dinata, S.Pd.I. Dalam kata sambutannya, beliau menekankan arti penting peringatan Maulid Nabi sebagai sarana untuk merefleksikan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan momentum ini sebagai dorongan untuk meningkatkan amal dan iman.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan Al-Miftah Lil 'Ulum, dan Estafet Tahfizh – sebuah tradisi yang menampilkan kemampuan santri dalam menghafal dan melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Penampilan ini menunjukkan dedikasi para santri dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur'an. Acara pagi itu semakin meriah dengan penampilan spesial dari Wardatul Jannah El Hafizah, putri dari Ustadz Zainaldi, M.Pd yang baru-baru ini menjadi peserta tahfiz Indonesia RCTI 2024. Dalam acara ini, Wardatul Jannah memeriahkan suasana dengan penampilan tahfiznya yang menakjubkan. Ia berkolaborasi dengan para santri dalam sesi estafet tahfiz, di mana setiap santri bergiliran melantunkan satu ayat dari Al-Qur'an. Penampilan ini tidak hanya menunjukkan kemahiran hafalan, tetapi juga semangat kebersamaan dan saling mendukung di antara santri.
Puncak acara adalah ceramah inspiratif dari Ustadz Zainaldi, M.Pd. Dalam ceramahnya, Ustadz Zainaldi mengisahkan sebuah cerita menarik tentang seekor semut yang pernah ditemui oleh Nabi Sulaiman AS. Pada suatu hari, Nabi Sulaiman memberikan sebuah kurma kepada seekor semut. Setahun kemudian, Nabi Sulaiman bertemu kembali dengan semut tersebut dan bertanya mengapa kurma yang diberikan setahun lalu tampaknya tidak banyak berkurang. Semut tersebut menjelaskan bahwa dia menyimpan dan menghemat kurma itu karena dia tidak yakin Nabi Sulaiman akan memberinya makanan lagi di tahun berikutnya. Semut menjelaskan bahwa dia percaya bahwa rezeki itu datang dari Allah, bukan dari manusia, meski dia menghargai pemberian Nabi Sulaiman.
Cerita ini, menurut Ustadz Zainaldi, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bersyukur dan yakin hanya kepada Allah sebagai pemberi rezeki. “Setiap amal baik kita, sekecil apapun, harus didasari oleh keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Kita harus terus berusaha dan berdoa, serta yakin bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan kita. Kalau kita tidak yakin kepada Allah bagaimana cara kita meningkatkan amal kita apalagi meningkatkan iman kita.” kata Ustadz Zainaldi dengan penuh keyakinan.
Dengan suasana yang penuh kehangatan dan kekhusyukan, perayaan Maulid Nabi di Masjid Raya Bingkudu pagi ini memberikan pelajaran berharga dan inspirasi bagi semua yang hadir. Semoga peringatan ini menjadi pengingat untuk terus meningkatkan amal ibadah dan memperkuat iman, serta menjadikan ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.