Semarak 17 Agustus di Ponpes Miftahul ‘Ulumi Sya’iyyah V Suku Canduang

Sabtu, 16 Agustus 2025, Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulumi Sya’iyyah V Suku Canduang dipenuhi sorak-sorai dan gelak tawa. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, pesantren ini menggelar berbagai lomba khas 17 Agustus yang melibatkan santri, ustadz, dan ustadzah.

Sejak pagi, halaman pesantren sudah ramai. Lomba demi lomba digelar, mulai dari lari menggunakan tempurung kelapa yang menguji keseimbangan dan kecepatan, hingga lomba klasik makan kerupuk yang tetap berhasil membuat penonton terhibur.

Namun, yang paling mengundang tawa adalah lomba unik bernama “mata ayam”. Dalam lomba ini, peserta memakai topeng mirip paruh ayam dengan lubang kecil di depannya sebagai satu-satunya jalan untuk melihat. Tugas mereka sederhana—mengambil air di seberang lapangan dan menuangkannya ke dalam gelas yang sudah disediakan. Tapi justru di situlah letak keseruannya.

Dengan pandangan terbatas, banyak peserta berjalan oleng, saling bertabrakan, bahkan ada yang kesulitan menemukan tempat air. Lebih hebohnya lagi, beberapa ember air tumpah karena ditabrak peserta yang tidak bisa mengendalikan arah, membuat sebagian peserta justru “mandi gratis” di tengah lomba. Sorak-sorai dan tawa pecah di mana-mana, menjadikan suasana penuh keceriaan.

Lomba lain yang tak kalah menarik adalah estafet tepung, di mana wajah-wajah santri seketika berubah putih karena tepung yang tumpah ke mana-mana. Semua lomba ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana mempererat persaudaraan antar santri dan para pengajar.

Peringatan 17 Agustus di pesantren tahun ini meninggalkan kenangan yang manis. Semangat kemerdekaan dipadukan dengan tawa riang santri menjadikan acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga wujud rasa syukur atas nikmat persatuan dan kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80! Merdeka!