Warga Bingkudu dan Sekitarnya Gelar Shalat Istisqa` di Lapangan Kampus 2 Ponpes MUS Canduang

Bingkudu, 8 Juli 2025 — Ratusan masyarakat dari Nagari Bingkudu dan sekitarnya memadati lapangan Kampus 2 Pondok Pesantren Miftahul 'Ulumi Syar’iyyah (MUS) Canduang pagi ini untuk melaksanakan Shalat Istisqa’, sebuah ibadah yang dianjurkan dalam Islam ketika musim kemarau panjang melanda dan hujan tak kunjung turun.

Kekeringan yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir membuat masyarakat merasa perlu untuk mengetuk pintu langit bersama-sama, memohon turunnya hujan sebagai bentuk ketergantungan dan kepasrahan kepada Allah SWT. Shalat ini menjadi momentum spiritual yang menyatukan semua lapisan masyarakat—dari anak-anak hingga orang tua—dalam suasana penuh khidmat dan harap.

Pelaksanaan shalat dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, diawali dengan khutbah yang menyentuh hati, mengingatkan umat akan pentingnya taubat, menjaga lingkungan, serta memperbanyak amal saleh sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. Para santri, guru, tokoh masyarakat, serta warga umum tampak larut dalam kekhusyukan doa-doa yang dipanjatkan bersama.

Menurut salah seorang panitia, kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar batiniah yang sudah sepatutnya dilakukan, terutama ketika upaya lahiriah belum membuahkan hasil. “Sudah lebih dari sebulan hujan tidak turun, sawah dan kebun warga mulai terdampak. Maka kami mengajak semua untuk sama-sama kembali kepada Allah melalui shalat Istisqa’ ini,” tuturnya.

Selain sebagai wujud permohonan turunnya hujan, kegiatan ini juga menjadi media dakwah dan syiar Islam di tengah masyarakat. Kehadiran anak-anak pun memberi pelajaran tersendiri tentang pentingnya nilai-nilai religius dalam menghadapi persoalan hidup.

Diharapkan dengan pelaksanaan Shalat Istisqa’ ini, Allah SWT segera menurunkan rahmat-Nya berupa hujan yang membawa berkah, menyuburkan bumi, serta menghidupkan kembali harapan masyarakat yang mulai cemas menghadapi dampak kekeringan.

Dengan langit yang masih tampak cerah usai shalat, tak sedikit warga yang meneteskan air mata. Namun bukan karena hujan belum turun, melainkan karena harapan dan keyakinan mereka yang begitu besar bahwa doa-doa hari ini akan didengar oleh Yang Maha Kuasa.